six years between daegu and seoul

hi lovelies!

so as i wrote in the previous post, aku bakal balik lagi ke korea as graduate student! (yeay) but a lot had happened in the six years since i left korea and somehow those led back there once more.

setelah balik dari daegu tahun 2017 lalu, shortly after aku finally wisuda. tentu saja target utama adalah cari duit hehe jadi 6 bulan pertama aku kerja part-time untuk isi waktu luang sambil mencari ‘kepastian’ – be it a full time job or something else. that something else was scholarship for master’s degree. normal lah ya kepikiran untuk S2, kabur dari dunia nyata untuk balik jadi mahasiswa aja.

karena roommateku pas spring semester di knu adalah orang jerman, aku jadi terinspirasi untuk daftar S2 di sana. mumpung ada waktu, aku niatin tuh les bahasa jerman level A1 intensif, ambil IELTS yang mahalnya bikin geleng kepala dan mengelus dada. i did well with IELTS though so that’s good! kemudian mulai cari surat rekomendasi, satu dari professor di korea dulu dan satu lagi dari dosen dan ketua departmen. berasa pede abis lah, profil gue oke banget.

eh emang belum jodoh, aku gagal. evaluasi diri saja, bahwa memang aku belum punya banyak pengalaman kerja, dan aku rasa aku agak terlalu terburu-buru untuk menentukan jurusan yang mau aku ambil. kemarin tuh berasa, yang penting S2 di luar negeri dan 100% english, cukup. eits tidak segampang itu. jadi aku memutuskan untuk fokus mencari pekerjaan.

ngga lama kemudian aku dapat kerja full time di jakarta di sebuah start-up and i ended up hating it. emang ngga suka sama perusahaan profit-oriented, and the culture was just not for me. three months later i got another job back home with a local NGO and i was like. WOW. this is my calling. i thought, i am meant to be here, working and contributing to my community. kebetulan NGO ini bergerak di bidang disaster relief and humanitarian action, which is something that was new to me, and i enjoyed it a lot.

dari situ aku berpikir, hm mungkin akan cocok aku kuliah lanjut di bidang ini. i enjoy working in this field, i have some experience, chance lebih besar dong untuk bisa diterima? kebetulan ada program erasmus, namanya NOHA, yang memang kurang lebih relevan dan aku tertarik dengan struktur programnya. so i tried again, preparing everything, taking IELTS again as my old one was expired (my bank account was crying), even told the officer when i went to extend my passport that i need a new one because i would be studying abroad.

heh, ternyata… gagal lagi.

jujur di tahap itu berasa udah capek ngejar beasiswa. i was not exactly giving up, but i did doubt myself. do i not deserve a scholarship to study abroad? apa ya yang kurang dari diriku? kemudian aku juga berpikir lagi, apakah pilihanku sudah tepat. apakah bidang ini yang mau aku pelajari? atau bidang yang lain?

sambil merenungkan itu, aku kembali fokus bekerja. kebetulan juga dunia terjebak pandemi, so emang situasinya menurutku tidak terlalu kondusif untuk bisa ke luar negeri. di saat yang sama aku juga mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain, mencari tantangan baru. ternyata memang rejekinya dari situ, di awal 2022 aku diterima bekerja di sebuah perusahaan sosial dari negara eropa. ya anggep aja, belum jodoh kuliah di eropa, tapi bisa lah kerja di perusahaan eropa.

walau demikian, mimpi untuk bisa kuliah lagi belum padam. memang, aku tidak bisa langsung daftar, karena agak segan berhubung aku baru saja diterima bekerja. dari awal, aku sudah bilang kepada manajerku terkait impianku bisa sekolah lagi, dan wajar saja manajerku jujur kurang suka dengan hal itu karena artinya mereka akan invest ke seseorang yang tidak bakal lama kerja di sana.

semua berubah di pertengahan tahun 2023, di jerman. aku sedang dinas berdua dengan manajerku waktu itu di sana. aku ingat, kami sedang menunggu S-bahn, dan manajerku tiba-tiba nyeletuk, “mba, kalo lo suka jerman, lo daftar beasiswa di sini aja, soalnya udah punya pengalaman kerja di perusahaan jerman biasanya gampang lolosnya.” dalam hati aku senang, karena artinya beliau sudah mulai merestui dan mendukungku untuk sekolah lagi. jujur terharu abis, i will not forget that ever.

aku mantapkan diri untuk daftar beasiswa lagi di tahun 2024, dan kemudian terpikir, kenapa engga coba korea? i loved my time there, mereka juga punya universitas yang bagus. aku mulai searching jurusan yang sekiranya cocok dengan passion dan pengalaman kerjaku – dimana sekarang aku bisa tarik benang merahnya: international development and cooperation! aku bertekad untuk mencoba semua beasiswa yang aku bisa dalam dua tahun – sesuai dengan masa valid IELTS. aku ngga akan mengulang kesalahanku dulu, cepat menyerah dan tidak memanfaatkan tes IELTS yang mahal itu.

karena kebetulan beasiswa gks dibuka pertama, di awal tahun, beasiswa itu lah yang aku siapkan dulu. di masa penantian panjang sampai final round, berkali-kali aku berpikir, ah engga bakal lolos lagi deh kayaknya. aku bahkan sudah bersiap untuk coba beasiswa ke jerman lagi, yang dibuka di bulan juni.

engga disangka bahwa aku lolos! sampai final!

sejujurnya, seminggu setelah dapat acceptance email dari universitas yang aku dambakan, aku sempat ragu. apakah ini keputusan yang tepat? tapi aku ingat, selama berbulan-bulan proses ini, aku selalu berdoa. dear God, bantu aku mencapai mimpiku, tetapi aku juga percaya pada rencanaMu, yang pasti jauh lebih baik dari rencanaku. and i guess this is His plan. after a long six years, He led me back to korea once more. in seoul this time.

proses persiapanku untuk beasiswa ini mungkin lebih cocok ditulis terpisah yaaa. so stay tune for that post!

cheers,

intan

Leave a comment